Arwah Gentayangan Maria
Arwah Gentayangan Maria − Terdengar suara mobil ambulans saat mengantar jenazah adik yang paling ku sayang maria untuk beristirahat selama-lamanya. Aku hanya bisa melihat jenazah adik ku itu terbaring, sudah menjadi kebiasaan di keluargaku jika ada yang meninggal, kita pasti akan mengumpulkan barang-barang kesukaannya. Mulai dari baju, cincin, boneka, barang-barang pribadinya bahkan sampai handphone adik ku pun dikubur bersama jenazahnya.
Menurut kepercayaan keluarga kami, itu dilakukan agar mereka tidak kesepian disana. Percaya atau tidak tapi itu sudah menjadi kebiasaan dikeluarga kami sampai sekarang. Maria adik ku meninggal karena ada sebuah insiden kecelakaan, tidak ada yang melihat jelas kematiannya tapi katanya adik ku tergilas truk yang sedang lewat. Air mataku sudah habis, aku hanya bisa pasrah jika mengingat kejadian itu. Belum seminggu setelah insiden itu, aku mulai merasakan hal-hal yang diluar nalarku.
Malam itu aku kembali ke Semarang, sedang orangtuaku masih di kampung. Di perjalanan, aku masih merasa ada perasaan yang mengganjal dan entah apa itu. Sampailah aku dirumahku, aku nyalakan semua lampu dan beranjak kekamar. Setelah itu aku pergi ke dapur untuk mengambil minuman dan tiba-tiba aku bergegas ke ruangan tengah. Aku melihat tv ku menyala sendiri, aku mengambil remot dan mematikannya.
Aku cukup heran namun aku abaikan, aku pun kembali ke kamar dan menaiki tangga kayu. Belum sampai aku ke kamar dan reflek aku melihat ke bawah. Aku melihat pintu dapurku kini tertutup, aku langsung menuju dapur. Ketika aku buka pintunya, semua masih terlihat sama. Aku mencoba untuk menghiraukannya lalu aku coba naik ke lantai dua untuk menuju kamarku, sampai di tempat tidur. Aku tarik selimut dan mulai memejamkan mata, mataku sudah mulai terpejam tapi entah kenapa aku belum bisa terlelap sampai aku mendengar seperti ada seseorang yang menaiki tangga menuju lantai dua.
Langkah kaki itu semakin jelas seperti menaiki tangga dan suara langkah kaki itu berhenti tepat didepan kamarku. Dan tiba-tiba pintu kamarku terbuka sendiri, aku melihat sebuah bayangan di pintu kamarku. Seperti ada seseorang yang sedang berdiri, perasaanku mulai tidak nyaman. Aku coba berdiri dan aku tarik pintunya ternyata tidak ada seorangpun disana.
Aku melempar pandanganku ke seluruh penjuru rumah, jelas aku hanya sendirian disana. Tapi bagaimana mungkin, apa ini hanya halusinasiku saja dan samar terdengar suara gaduh yang berasal dari dapur. Buru-buru aku berlari ke dapur tapi nihil, kembali tidak ada siapa-siapa. Hanya saja aku melihat piring, dan beberapa panci berubah posisi.
Seperti baru saja ada yang memainkannya, tanpa pikir panjang aku kembali ke atas ke dalam kamarku. Jujur aku jadi sedikit takut, aku mengambil handphone dan segera menghubungi temanku untuk sekedar menemaniku. Tapi tidak ada yang menjawab, ketika aku sedang berusaha menghubungi temanku tiba-tiba saja terdengar suara piano.
Suara piano yang berasal dari lantai bawah ruang tengahku. Piano itu terdengar melantun dan nada piano ini sepertinya tidak asing. Aku seakan sering mendengarnya tapi dimana, kepalaku banyak dipenuhi pertanyaan. Penasaran, aku beranjak ke arah bawah tepat dimana piano itu berada dan begitu sampai piano itu tidak berbunyi.
Aku kembali menatap nanar ke sekitarku, semua terasa sepi. Aku lemas ketakutan, sampai terdengar bunyi handphone. Saat aku lihat, nama yang ada dilayar handphoneku tertulis disana maria. Aku mendapatkan telepon dari maria adik ku yang sudah meninggal. Dengan perasaan yang tidak menentu aku pun mengangkatnya.
“Halo dik, adik kenapa?”.
“….” terdengar suara tangisan di teleponku.
“Sudahlah dik, jangan khawatir. Adik yang tenang disana, kita semua sudah ikhlasin adik” lalu mendadak telepon terputus.
Badanku lemas, aku pun terduduk dan di sekitar ku masih sepi ditambah perasaanku yang tidak karuan. Aku pun segera menelpon ayahku, dan ayahku berkata hal yang serupa dia juga didatangi maria. Maria sepertinya ingin memberi sebuah pesan, esoknya aku berangkat kembali ke kampung halaman. Kami meminta jasad maria di otopsi oleh pihak yang berwajib dan tidak lama, kami pun mendapatkan hasil bahwa maria bukanlah meninggal karena insiden kecelakaan.
Ditemukan bekas penjamahan pada adik ku, bisa dibilang sebelum meninggal adik ku digauli dulu lalu dibuang ke jalan agar dikira tertabrak. Aku sangat terpukul mendengar hal ini, aku semakin emosi dan marah. Sampai saat ini aku masih mencari pelakunya siapa yang tega berbuat hal itu kepada adik ku tercinta.
Aku duduk dan melihat foto-foto dari adik ku, aku melihat satu foto adik ku dengan piano dan akhirnya aku ingat lantunan piano yang saat itu aku dengar adalah lantunan piano yang sering adik ku mainkan. Dan malam itu arwah adik ku memang datang mengunjungiku untuk memberiku sebuah pesan bahwa dia belum tenang di alam sana.