Cerita Yang Nyata
Cerita Yang Nyata − Hai, perkenalkan namaku suci indah sari biasa dipanggil indah. Tapi terserah mau manggil apa karna itu gak penting. Ok mulai ceritanya. Suatu hari kakak ku sedang berdongeng, ada 1 wanita yang menjadi kembang desa di desanya. Dia sudah mempunyai calon suami tapi masih suka dekat dengan laki-laki lain walaupun dia tahu itu akan membuat calon suaminya marah.
Alasannya karna ia tidak cinta dengannya. Wanita itu juga terpaksa menikah dengan calon nya itu dikarenakan perjodohan oleh alm. Orangtua nya. Suatu hari ada petani pas-pas an datang melamar wanita itu. Seketika wanita itu jatuh hati pada sang petani yang membuat calon suami sang wanita marah besar. Calmi (calon suami) lalu menyuruh dua budaknya untuk menangkap sang petani.
Petani dibawa ke danau dan menembak kepalanya dari belakang. Calmi membiarkan petani mengambang di danau. Tiba-tiba sang wanita datang dan menampar calmi lalu menenggelamkan dirinya ke sungai. Sebelum mati ia mengucap “aku bersumpah, semua manusia keturunanmu tak akan pernah hidup dengan tenang”.
Setelah kakak bercerita, aku bergidik ngeri. “Kita juga punya hubungan darah lho dengan si calmi itu” jelasnya yang membuatku semakin bergidik. Suasana dirumah juga mendukung untuk membuatku takut karna sedang mati lampu dan satu-satunya penerangan adalah lilin panjang yang ditaruh di tengah-tengah kami. “Kakak ke kamar mandi dulu ya” kata kakak. Aku mengangguk.
Kuperhatikan sekeliling. Entah keberanian darimana aku berani sendirian disaat mati lampu. Tapi kulihat ada wanita berbaju putih sedang duduk di sofa, setelah kuperhatikan lebih teliti ternyata itu mama. Kuhampiri mama dan duduk disebelahnya. Saat duduk tiba-tiba saja suasana menjadi dingin. Mama pun keluar dan diam di depan pintu. Aku mengikutinya untuk sekedar menikmati suasana.
Daritadi mama hanya melihat ke danau, ya aku sedang dirumah nenek karna sedang liburan dan kebetulan danau yang diceritakan kakak adalah danau ini. Tiba-tiba mama berjalan menuju danau. Aku mengikutinya, saat sudah dipertengahan jalan mama menengok ke arahku dan betapa terkejutnya aku saat mengetahui bahwa dia bukan mama melainkan wanita menyeramkan dengan mata putih dan mulut nyengir sampai telinganya.
“Indah! Lari!” teriak kakak ku dari rumah. Aku segera berlari, dan aku tahu makhluk itu melayang mengejarku. “Ayo lari! Jangan tengok kebelakang!” teriak kakak ku lagi. Setelah sampai dekat pagar aku segera masuk dan memeluk kakak. Kami masuk ke rumah dan terdengar suara tawa yang menyeramkan. Kupastikan jika kalian mendengarnya kalian akan syok berat. Sampai saat ini pun aku berfikir, bila kakak tidak berteriak menyadarkanku mungkin aku akan mati terhanyut dalam danau itu.