Kembalinya Sang Penjaga Asrama

Advertisement

Kembalinya Sang Penjaga Asrama − Kisah ini terjadi menjelang tahun baru dimana asrama akan ditutup ketika liburan tahun baru. Gara-gara kisah horor yang aku alami ini, aku yang sebelumnya tidak percaya akan hal-hal berbau mistik menjadi percaya setelah mengalami insiden itu. Ketika itu aku masih tercatat sebagai mahasiswa Universitas Wenhua di Taiwan dan tinggal di asrama Dalun.

Karena kejadian inilah, mau tidak mau aku harus percaya bahwa asrama Dalun memang ada hantunya. Berikut kisah yang aku alami. Waktu itu hari terakhir ujian. Karena pada saat semester satu mata kuliahnya lumayan banyak, jadinya kami ujian terus sampai hari terakhir. Malam itu pun bersama anak-anak asrama yang lain kami memasak.

Dikarenakan besok siang asrama sudah akan ditutup, jadi yang tinggal di asrama tak seberapa banyak orang. Aku masih ingat waktu itu gerimis, jadi rasanya dingin. Kalau sudah begini, sudah pasti saat yang tepat untuk makan. Kami semua makan sambil mengobrol dan bercanda, karena baru saja selesai ujian. Ditambah kondisi luar yang sangat dingin, kami semakin ngobrol berisik, sampai tiba-tiba kamar menjadi gelap.

Ternyata mati lampu lagi, salah satu temanku mengeluh, “Asrama sudah hampir tidak ada orang, masih aja mati lampu”. Aku tiba-tiba merasa ada yang tidak beres. Soalnya di sekelilingku sunyi senyap, si ketua yang merasa tidak beres juga meminta kita jangan bersuara. Lalu kami dengar di luar asrama anjing menggonggong terus dan akhirnya suaranya menjadi sebuah lolongan yang sangat panjang.

Karena kondisi diruangan gelap gulita, salah satu teman pun beranjak ke meja belajarnya untuk mengambil senternya. Tiba-tiba di pintu muncul sebuah bayangan hitam, dengan suara shandong yang kental dia marah kepada kami. “Dasar anak-anak nakal! Sudah di bilang berapa kali jangan masak di dalam kamar, masih juga masak”. Teman yang ambil senter itu pun membalas “sudah mau selesai!”.

Bayangan hitam itu pun menghilang dan lampu juga akhirnya menyala kembali. Hanya saja aku melihat wajah ketua kelas menjadi pucat pasi. Dia bilang, dia tidak ingin makan lagi dan juga meminta kita malam ini lebih baik pulang ke rumah masing-masing. Jangan tinggal di asrama lagi, soalnya yang berdiri didepan pintu itu bukanlah manusia.

Kata si ketua “sebelum aku masuk ke Asrama Dalun, dulu ada seorang petugas yang tinggal di belakang asrama. Dia orang shandong, postur tubuhnya kurus tinggi. Dulu setiap kali ada yang curi-curi masak di asrama terus mati lampu, paman itu pasti akan marah habis-habisan, suaranya biasanya sangat keras sampai anak-anak di seluruh lantai pun bisa mendengarkannya”.

Tapi dengar-dengar si paman itu akhirnya meninggal sewaktu pergi ke tiongkok sana. Semenjak itu tidak pernah kembali kelihatan lagi. Jadi, perlahan-lahan tradisi masak-masak pun tidak ada yang peduli lagi. Hanya saja, kata paman rongmin, penjaga asrama yang menggantikannya, kadang-kadang orangnya “kembali” ke kamar tempat dia tinggal dulu. Untuk menghilangkan rasa takut dan menunggu pagi tiba, kami bermain kartu sampai pagi, tidak ada satupun yang berani tidur. Keesokan harinya semua langsung pulang ke rumah masing-masing.

Post Popular :