Kisah Tentang Nyi Roro Kidul Yang Sebenernya
Kisah Tentang Nyi Roro Kidul Ratu Pantai Selatan – Siapa sih yang tidak mengenal sosok yang bernama Nyi Roro Kidul? Terkhusus masyarakat di area Pulau Jawa dan Bali tentu tahu tentang wanita penguasa pantai selatan ini. Masyarakat mengenal luas figur Nyi Roro kidul ini dalam banyak legenda kuno, mitos dan desas-desus yang banyak beredar di seluruh pelosok tanah Jawa dan Bali. Hingga akhirnya banyak yang menamai dirinya sebagai ratu pantai selatan.
Pekembangan mitologi yang bercampur dengan banyak kepercayaan masyarakat dalam banyak aspek sosial maupun budaya nyatanya telah membuat kisah tentang sosoknya yang legendaris ini simpang siur dan berevolusi dalam beberapa variasi kisah yang banyak terkenal di kalangan banyak orang. Kami akan mencoba mengulas secara detail tentang Nyi Roro kidul dalam artikel kami kali ini.
Perbedaan Nyi Roro Kidul dan Kanjeng Ratu Kidul
Salah satu kesimpang-siuran kisah-kisah tentangnya. Ada kepercayaan melekat dalam lini kehidupan masyarakat yang menyamakan dua sosok yang sebenarnya benar-benar berbeda. Dua sosok tersebut adalah Kanjeng Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul. Banyak kalangan masyarakat Jawa salah mengartikan hal ini dan secara umum menyamakan dua sosok tersebut sebagai orang atau figur legenda yang sama. Padahal keduanya memiliki sejarah dan asal usul yang sama sekali berbeda.
Kanjeng ratu kidul dari mitologi-mitologi kuno tanah jawa
Kanjeng Ratu kidul adalah sosok wanita yang tercipta dalam penuturan-penuturan kuno yang termaktub dalam banyak mitologi tanah Jawa. Seperti layaknya dalam kisah Zeus dan dewa-dewi di Yunani. Di Jawa ada pula kisah tentang silsilah Dewa-dewi yang dikenal dengan istilah Bethara dan Bethari. Menurut sumber-sumber terkait dengan mitologi tersebut, Kanjeng Ratu kidul sebenarnya adalah salah satu Dewi alam ciptaan Dewa Kaping Telu yang mengarungi kehidupan layaknya Dewi Sri. Seperti layaknya dewi-dewi lainnya, dirinya memiliki tugas yang harus diemban yakni menyelaraskan keseimbangan semesta alam.
Dalam perkamen-perkamen mitologi Jawa kuno. Kanjeng ratu kidul-lah yang memiliki kekuasaan penuh atas banyak fenomena alam di laut selatan. Dari kuasanya atas ombak-ombak besar, pasang surut air laut, hingga gelombang tsunami. Kanjeng ratu kidul juga dipercaya merupakan pasangan spiritual dari para raja-raja kerajaan Mataram. Hal ini berkaitan dengan legitimasi penguasa-penguasa dinasti kerajaan Mataram yang hingga kini kemahsyuran peradabannya bisa dilihat sekarang di istana Surakarta dan Yogyakarta.
Nyai Roro kidul adalah pengikut setia Kanjeng ratu kidul
Berbeda dengan Kanjeng ratu kidul yang merupakan penguasa laut selatan dengan kerajaannya yang terletak di jantung palung Samudera selatan Pulau Jawa. Nyi Roro kidul yang kita kenal adalah satu abdi dari Kanjeng ratu kidul itu sendiri. Nyi Roro kidul adalah bawahan loyal dari Kanjeng Ratu Kidul dimana karena kesetiaannya, dia dinobatkan sebagai ratu lelembut di tanah Jawa yang memimpin ribuan pasukan.
Asal Usul Nyi Roro Kidul
Sebagian peneliti menyatakan bahwa kisah tentang sosok Nyi Roro kidul ini sendiri sebenarnya terlampau lebih tua dari pada kedua versi Mataram dan Kerajaan Padjajaran.
Berbicara tentang asal usul dari legenda Nyi Roro kidul itu sendiri, para sejarawan dan ahli filologi masih banyak yang memperdebatkan tentang versi mana yang paling otentik. Versi kisah yang banyak dituturkan adalah kisah asal usulnya yang dikaitkan dengan satu putri raja kerajaan Padjajaran. Selain itu pula ada yang menyatakan bahwa Nyi Roro Kidul adalah cerita yang diangkat dari seorang wanita dari kerajaan Joyo Kulon. Kisah-kisah tersebut sangat terkenal dikalangan masyarakat Sunda, hingga menjadi sebuah cerita rakyat yang menjamur dari generasi ke generasi.
Versi Nyi roro kidul yang menjadi cerita rakyat tersebut tentunya memiliki umur yang lebih tua daripada versi kerajaan Mataram yang terkenal di area Jawa Tengah sekitar abad ke 16. Walaupun begitu, ada sebagaian peneliti yang menyatakan bahwa kisah tentang sosok Nyi Roro kidul ini sendiri sebenarnya terlampau lebih tua dari pada kedua versi Mataram dan Kerajaan Padjajaran tersebut.
Banyak yang berspekulasi bahwa sosok wanita penguasa ribuan pasukan pantai selatan ini sebagai evolusi dari kultur masyarakat Indonesia yang erat dengan kepercayaan animisme dan dinamisme di zaman dahulu. Warisan animistik ini diangkat dari terkenalnya laut selatan (Samudera Hindia) dimana dikenal luas merupakan perairan yang ganas dengan arus ombak yang menggelegar.
Dari situlah banyak masyarakat terdahulu yang menyuburkan kepercayaan dan rasa penghormatan pada kehebatan kekuatan alam tersebut. Hal itu kemudian dikaitkan dengan alam spiritual yang kental dengan hal klenik yang penuh kisah mistis dan cerita misteri. Masyarakat dengan kepercayaan animisme dan dinamisme itulah kemudian yang menciptakan satu sosok personifikasi yang tersebar dari mulut ke mulut dan tetap lestari hingga sekarang.
Kisah Dewi Kandita dan Putri Banyu Bening
Seperti yang telah kita ulas di sub bab sebelumnya. Salah satu versi legenda adanya Nyi Roro Kidul ditengarai berasal dari beberapa versi. Salah satunya yang dinilai konkret adalah kisahnya yang berhubungan dengan sejarah Kerajaan Padjajaran dan kerajaan Joyo Kulon. Cerita yang berasal dari sejarah Kerajaan Padjajaran adalah kisah tentang seorang putri raja bernama Dewi Kandita.
Kisah dewi Kandita (atau yang bisa juga disebut Kadita) adalah merupakan kisah seorang anak gadis dari kerajaan Padjajaran yang saat itu dipimpin oleh seorang Raja yang bernama Munding Wangi. Kecantikan dari dewi Kanditha ini sangat masyur dan terkenal di hampir seluruh pelosok negeri hingga orang-orang menjulukinya sebagai Dewi Srengenge yang merupakan penggambaran wajahnya yang putih bersinar bak matahari. Meski memiliki seorang anak perempuan nan cantik, maha raja Munding selalu tampak murung.
Kemurungan baginda raja Munding adalah dikarenakan dia khawatir karena tahta kerajaannya tidak akan ada yang meneruskan, karena dia tiada memiliki anak lelaki. Berkehendak untuk mengamankan trah tahta kerajaan, dirinya kemudian mempersunting seorang wanita bernama Dewi Mutiara. Beberapa tahun berlalu dan akhirnya sang raja memiliki seorang anak lelaki yang bisa menggantikan posisinya sebagai putra mahkota. Dari sinilah titik balik tentang sosok mitos Nyi roro kidul bermula.
Kelicikan Dewi Mutiara dalam menyingkirkan Dewi Kandita dari istana
Tokoh antagonis dalam kisah ini tak lain adalah istri kedua sang Raja Munding, yakni Dewi Mutiara yang merasa khawatir anaknya akan menghadapi rintangan untuk bisa naik ke tahta kerajaan oleh saudari tirinya (Dewi Kandita). Dia mencoba untuk membujuk sang Raja untuk mengusir anak gadisnya tersebut dari kerajaan. Namun sang raja tetap tidak bergeming. Sampai akhirnya dia menggunakan taktik licik untuk melakukannya.
Dewi Mutiara memanggil seorang tukang tenung untuk menyerang Dewi Kandita dengan teluh dan guna-guna. Benar saja, keesokan harinya dewi Kandita merasa seluruh tubuhnya gatal-gatal dan tumbuh bisul. Dia terkena penyakit kulit yang menjijikkan. Raja Munding telah mendatangkan banyak ahli pengobatan yang terkenal kala itu, namun mereka semua tidak bisa mengobatinya.
Merasa sukses dengan cara liciknya, Ratu Dewi Mutiara kemudian meminta raja untuk mengusirnya dari istana dengan alasan agar masyarakat tidak menggunjingkan keluarganya dan agar tidak menjadi aib keluarga kerajaan. Dengan berat hati, sang raja mengiyakan masukan dari istrinya yang jahat tersebut dan mengusir Dewi Kandhita keluar dari kerajaan.
Pengembaraan Dewi Kandita hingga pesisir laut selatan
Dewi Kandita yang malang kini telah diusir dari kerajaan Padjajaran. Dalam kesedihan yang mendalam dirinya kemudian mengembara jauh berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Orang-orang yang melihatnya pun tampak jijik kepada dirinya yang penuh dengan kudis dan bisul itu. Dia yang dulunya cantik, menjadi orang yang dikucilkan orang banyak orang. Hingga sampai akhirnya dia tiba di pesisir laut selatan. Dia merenung diatas karang dan semburat ombak yang menghempasnya. Lautan tampak biru dan jernih.
Konon menurut ceritanya, Dewi Kandita mendengar suara gaib yang menyuruhnya untuk terjun kedalam lautan tersebut. Dia kemudian berenang meliuk pada kedalaman air laut selatan yang sedikit demi sedikit membersihkan penyakit kulit yang dideritanya karena teluh tukang tenung tersebut.
Dikarenakan keajaiban tersebut membuatnya dihormati oleh para lelembut di pantai selatan yang akhirnya mengangkatnya sebagai pemimpin mereka dengan sebutan Nyi Roro Kidul. Namun dalam beberapa versi yang lebih gelap, sebenarnya Dewi Kandita itu sendiri melakukan bunuh diri dengan melompat ke dalam laut. Jiwanya yang tidak tenang kemudian menghantui kawasan laut selatan dan sosoknya pun kemudian menguasai daerah tersebut sebagai sosok yang kita kenal sekarang: mitos nyi roro kidul.