Perempuan Berpakaian Merah

Perempuan Berpakaian Merah − “Halo, iya sayang ini sudah selesai iya entar ya. Hape aku lowbat nih mau di charge dulu, ya sudah ya entar aku kabarin lagi” aku menutup hapeku yang lagi lowbat itu. Sinyal lagi kurang bagus karena lagi hujan deras di kampusku. Oh, iya aku adalah mahasiswa baru di salah satu universitas swasta di kota bandung. Hari itu aku dan teman kuliahku mengadakan acara debat bahasa inggris antar SMA.

Acara itu sukses kami jalankan dan hal yang paling membosankan adalah beres-beres ketika selesai mengadakan acara tersebut. Jam 9 malam kami pun selesai membereskannya, akhirnya aku dan temanku turun ke lantai bawah. Aku pun langsung masuk ke mobil, beruntung didalam mobil aku bisa bersantai sedikit. Aku mencari hapeku di saku dan kantong tasku, handphoneku tidak ada bahkan setelah aku cari di tasku.

Aku bergegas keluar dari mobil dan masuk ke dalam gedung dan kembali ke lift menuju kelasku yang berada di lantai atas. Tiba-tiba lift berhenti di salah satu lantai, aku melihat seorang wanita memakai pakaian serba merah masuk ke dalam lift bersamaku. Dia tersenyum kepadaku dan menekan tombol lift nya “ikut yach!” kata wanita itu kepadaku. Aku hanya terdiam, tujuan nya adalah dua lantai di atas lantai kelasku.

Aku melihat dia memakai jas berwarna merah, tas merah dan memakai mini dress merah. Kini aku dan dia berada didalam satu lift, perempuan itu sangat harum dan cantik sekali. Aku sekali-kali melihatnya dan dia melihatku, aku langsung memalingkan wajahku karena malu. Tidak berapa lama, lift pun berhenti di lantai kelasku. Aku pun keluar “duluan yach” kataku kepada perempuan tersebut.

Aku melihat lift itu berhenti dua lantai di atasku, mau kemana yah itu perempuan memang di lantai itu ada apa “kataku dalam hati”. Aku lanjut masuk kedalam kelas dan mengambil handphone, lalu aku bergegas kembali ke lift tapi lift tersebut mati. Akhirnya aku harus turun melewati tangga, sambil turun itu aku coba menghubungi Tia pacarku namun sinyalnya hapeku tidak ada.

Beberapa lantai memang sudah agak gelap dan ketika aku sudah sampai turun satu lantai. Tiba-tiba dibelakangku terdengar suara langkah seseorang, awalnya aku pikir itu adalah suara satpam yang sedang berjaga-jaga, tapi suara langkah itu terdengar seperti suara langkah seorang perempuan. Semakin aku jauh berjalan, semakin terdengar langkah itu dibelakangku. Dan ketika aku berhenti melangkah, langkah itu pun berhenti.

Perasaanku mulai tidak enak, aku coba melihat ke belakang. Nampak sesosok wanita berdiri di ujung koridor dengan jarak yang agak jauh denganku, jelas itu adalah wanita yang berpakaian merah tadi. Dia berdiri tanpa ekspresi apapun. Aku langsung membalikan lagi badanku dan meneruskan berjalan, kali ini tidak terdengar suara langkah kaki itu mengikutiku. Karena penasaran aku pun melihat ke belakang dan sosok perempuan merah itu sudah tidak ada.

Dari situ aku berlari sekencang-kencangnya, aku berbelok disalah satu koridor dan astaga sosok perempuan berbaju merah itu berdiri didepan koridor. Aku langsung bersembunyi di balik dinding dan terdengar suara wanita berbaju merah itu bersenandung. Aku ingin berlari tapi kakiku seperti terpaku dan sekarang suara senandung itu terasa semakin mendekatiku. Aku melihat bayangan dari wanita itu mulai mendekatiku.

Aku tetap bersembunyi dibalik dinding dan tidak mau menutup mata karena takut sesuatu hal yang buruk akan terjadi. Satu-satunya jalan keluar adalah harus melewati koridor itu. Aku terus berdoa hingga suara senandung itu hilang. Bayangan itu pun tidak ada, badanku mulai merasa bisa digerakan. Aku berjalan dengan langkah yang sangat berat, nafasku terasa sesak karena udara terasa lembab disekitarku.

Apa ini, ada sesuatu yang menahanku. Punggungku terasa berat dan saat aku sadar. Di atas bahuku, aku melihat dua buah tangan memeluk aku dan di antara pinggulku ada dua kaki yang saling menyilang. Aku masih belum sadar dengan hal ini, aku pun mulai berjalan membungkuk. Saat aku lihat dari pantulan bayangan, kali ini aku melihat diriku sedang menggendong sosok wanita berpakaian merah itu.

Dia terus berada di punggungku sambil sekali-kali tertawa dan bersenandung. Aku berkonsentrasi dan membaca doa yang aku bisa. Semakin aku berkonsentrasi dan semakin aku berdoa, semakin kencang juga sosok wanita itu bersenandung. Aku tidak bisa bernafas, dan akhirnya aku terjatuh tidak sadarkan diri. Kepala ku sangat sakit, dan aku mendengar hapeku berbunyi. “Halo, iya aku! aku belum sampai. Aku masih dikampus”, aku mendapat telepon dari pacarku Tia.

Lalu aku pun mulai berdiri, ketika tersadar aku masih berada didalam gedung kampus. Aku segera turun lalu masuk ke mobil dan langsung pulang, segera setelah sampai dirumah. Aku langsung tertidur, setelah kejadian itu aku demam dan jatuh sakit. Hampir seminggu aku tidak kuliah, dan ketika aku masuk.

Aku mulai bercerita kepada temanku dan ternyata memang mitos perempuan dengan berpakaian serba merah itu bukanlah cerita baru di kampus. Dia sering muncul di lift dan disekitar gedung itu yang pasti dikampus ini sosok itu dikenal dengan nama “si merah”.

Post Popular :