Perempuan Kesepian

Perempuan Kesepian − Akhir-akhir ini aku merasa sangat kesepian, tidak ada teman bicara yang bisa aku ajak cerita dan bertukar pikiran. Padahal aku ini termasuk perempuan yang pandai berbicara dan tidak membosankan. sampai akhirnya malam ini ada wanita muda yang dapat aku ajak bicara. “Malam” sapaku pada wanita muda berambut pendek berbadan cukup besar yang terbaring lemah diatas ranjang tidurnya.

“Malam” jawabnya pelan, suaranya mengingatkanku pada masa-masa dulu. “baru pindah ya?” tanyaku dengan penuh kelembutan sambil berjalan menuju tempat tidurnya. “Iya tadi sore, dua hari yang lalu baru beres melahirkan anak kedua” katanya dengan nada menjelaskan.

“Oh, begitu pantas baru lihat. Bagaimana kondisi anaknya sehat?” lanjutku.

“Iya, perempuan sehat saat lahir 3 kg. Ibu habis melahirkan juga?” tanyanya dengan antusias sambil mengangkat badannya dari posisi tidur menjadi setengah duduk.

“Iya, anak saya juga perempuan” dan akhirnya perbincangan kami berlanjut sampai larut malam, tak terasa 20 menit berlalu sejak perbincangan awal kami.

“Ibu, kamarnya dimana? siapa tau nanti saya bisa melihat anaknya juga” wanita muda itu memandangku dengan penuh semangat, seakan menemukan teman seperjuangan.

“Saya kan satu kamar dengan ibu” jawabku sambil tersenyum.

“Oh, ya disebelah mana?” wanita itu bertanya seperti kebingungan mencari tempat tidur yang kosong diruangannya.

“itu, disana” aku menunjuk kasur kapuk yang dilipat rapi diatas lemari tua sebelah ranjang kosong yang letaknya hanya beberapa petak dari tempat kami berada.

“oh” terdengar suara kecil dari wanita muda yang raut wajahnya mulai pucat pasi seakan tidak ingin banyak bertanya lagi. karena perasaanku tidak enak, aku sudahi pembicaraanku malam ini.

“Ya sudah bu, ijin pamit mau lihat anak dulu ya. Sampai jumpa besok malam. Nanti mampir ya” aku membalikan badan sambil tersenyum dan segera keluar dari ruangan itu. Aku tidak berani membalikan badan karena perasaanku tidak enak.

Malam berikutnya, wanita muda itu pun menghilang, akhirnya aku kesepian lagi. Tidak lama setelah aku meratapi nasib, ada beberapa suster yang melewati kamarku ini. Mereka berbincang dan berbisik, aku sungguh tidak suka itu.

Suster 1: “Tadi pagi ada ibu melahirkan pindah lagi dari ruang ini, katanya semalam ibu itu berbincang bersama wanita yang mirip sundel bolong. Awalnya sih manis, ketika balik badan punggungnya busuk”.

Suster 2: “Serem, jangan-jangan itu arwah penasaran perempuan yang meninggal karena melahirkan beberapa bulan yang lalu? dulu dia kan kamarnya disini”.

Suster 1: “udah ah, jadi merinding. Yuk jangan lama-lama disini”.

Hmm, benarkan perasaanku jadi tidak enak, padahal aku tak pernah berniat jahat kepada mereka semua. Aku hanya ingin ada teman bicara, sejak beberapa bulan yang lalu setelah kematianku karena pendarahan ketika melahirkan, aku benar-benar kesepian. Anak yang aku lahirkan ikut dengan suamiku. Sekarang aku benar-benar kesepian, mau kan kamu menemaniku bicara.

Post Popular :