Pocong Ingin Bawa Keponakanku

Pocong Ingin Bawa Keponakanku − Cerita ini adalah kisah nyata yang dialami oleh keponakanku. Kisah nyata ini dialami oleh keponakanku dua hari yang lalu. Waktu lebaran tahun ini telah tiba, sudah hal yang wajar bagi mereka yang hidup di rantau untuk pulang kampung alias mudik. Begitu juga dengan keluarga Om ku yang tinggal di Lampung, mereka sekeluarga mudik ke kota S, salah satu kota kecil yang berada di daerah Jawa Tengah. Singkat cerita mereka sekeluarga telah sampai di kota S dengan selamat.

Sudah menjadi kebiasaan om ku, sebelum sampai ke rumahnya, dia terlebih dulu akan singgah di rumah orang tua istrinya. Karena memang kedua orang tuanya sudah lama meninggal, jadi otomatis mertuanya yang menjadi tujuan utama mereka sekeluarga untuk mudik. Sedangkan rumah om ku selama merantau ke Lampung ditinggali oleh adik dari om ku alias tantenya keponakanku.

Setelah selesai berlebaran dan bermaaf-maaf an ditempat mertua, akhirnya om ku pulang ke rumahnya yang masih di kota S untuk berlebaran dengan saudara dan tetangga-tetangganya. Nah di sinilah kisah nyata keponakanku ini dimulai. Sebagai gambaran daerah om ku ini terletak di dekat area kebun karet dan persawahan, jadi tempatnya agak sepi kalau malam hari. Sudah menjadi kebiasaan saat lebaran untuk bersilaturahmi dengan sanak family dan tetangga sekitar, mungkin karena keluarga om ku keluarga besar jadi waktu sehari belum cukup untuk mengunjungi sanak family dan para tetangga, sehingga harus dilanjutkan sampai malam hari.

Sebut saja keponakanku namanya Bilqis dan Tantenya bernama Tante Lis. Bilqis baru bersekolah TK. Pada saat itu Tante Lis Ingin mengajak Bilqis untuk berkunjung ke tempat salah satu family nya yang masih satu wilayah dengan rumah om ku, kebetulan om ku dan istrinya belum mau diajak berkunjung ke tempat family nya tersebut, mereka memilih untuk tidur, mungkin karena masih lelah karena efek mudik. Untuk ke tempat family nya ini harus melewati jalan pinggir sawah yang lumayan jauh dengan penerangan lampu jalan seadanya. Mereka berangkat pada pukul 19.00. Pada waktu keberangkatan memang tidak ada keganjilan apa-apa.

Karena keasikan ngobrol dengan family nya, tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 22.00 malam, akhirnya Tante Lis mengajak Bilqis untuk pulang kerumah. Angin dingin bertiup mengiringi perjalanan mereka pulang, menambah suasana merinding. Saat hampir sampai di ujung jalan persawahan, tepatnya di bawah pohon nangka Bilqis berkata kepada Tante Lis, “Tante itu itu apa kok ada orang dibungkus putih-putih gede banget? Bilqis takut tante”. Tante Lis hanya diam saja sambil mempercepat langkahnya.

Setelah melewati pohon nangka di jalan persawahan tersebut akhirnya Tante Lis memutuskan untuk lari sekencang-kencangnya sambil menggendong Bilqis. Sesampai di rumah dengan nafas masih ngos-ngosan Tante Lis menanyai Bilqis, “Kamu tadi lihat apa nak?”. Bilqis menjawab “Tadi aku lihat orang dibungkus putih-putih tapi gede banget Tante, terus orang itu gak ada mukanya. Trus bungkusan putih itu bilang pengen bawa Bilqis ke rumahnya, Bilqis takut tante” dan Tante menenangkan Bilqis “Sudah gak usah takut, ayo cepat tidur Bilqis”.

Malam semakin larut, semua sudah tertidur dengan lelapnya kecuali Tante Lis yang masih terjaga karena masih teringat kejadian tadi di jalan persawahan. Memang Tante Lis tidak melihat sosok yang diceritakan oleh Bilqis, karena cuma Bilqis yang melihat sosok itu. Waktu telah menunjukkan pukul 01.00, tante Lis dikagetkan dengan suara ketukan di pintu depan.

“tok.. tok.. tok” Karena takut Tante Lis tidak berani membuka pintu depan rumahnya. Ketukan ini berulang-ulang sampai 3 kali di iringi oleh bau yang menyengat, seperti bau bangkai. Akhirnya Tante Lis sukses tidak tidur sampai pagi karena takut. Sekian cerita dari saya, maaf kalau tidak seram.

Post Popular :