Rumah Berhantu Nadia
Rumah Berhantu Nadia − Sepulang sekolah Aku, Hanna, dan Nabilah akan pergi kerumah Nadia. Namun aku hanya melihat sebuah rumah besar dan bersih namun terlihat sangat menyeramkan. Rupanya Nadia telah menunggu kami sedari tadi.
“Nadia rumahmu seram banget ya kan” Komentar Hanna.
“Iya, memang seram sih. Jadi, pokoknya kalau kalian membawa uang harus hati-hati ya” Nasehat Nadia.
“Kenapa?” Kataku dengan Nabilah kompak.
“Nanti saja kujelaskan di dalam” jawab Nadia.
“Sip..” Kata aku, Nabilah, dengan Hanna.
Didalam kami bertemu dengan ibu, ayah, adik, dan mbah Nadia.
“Mbah perkenalkan ini teman-teman baik ku namanya Hanna, Rizka, dan Nabilah”.
“Oh.. kalian pasti teman yang baik buat Nadia, karena Nadia sering sekali menceritakan kebaikan kalian kepadanya” jelas Mbah Nadia. Setelah bercerita kami semua terdiam.
“Hm.. perkenalkan Mbah nama saya Hanna, boleh kami mulai belajar kelompoknya” Kata hanna memulai pembicaraan.
“Oh… nak Hanna, silahkan. Nadia ambilkan minum, ayolah bersikap sopan terhadap mereka.” Ucap Mbah kepada Nadia.
“Iya Mbah” sahut Nadia yang sudah pasrah.
Kamipun dengan cepat namun teliti dalam mengerjakan tugas kelompoknya. Rupanya hari telah malam, dan untung nya kami bertiga telah meminta izin kepada orang tua masing-masing untuk tidur malam ini dirumahnya. Namun pada saat sekitar jam 22.34 kami bertiga mengalami kejanggalan dirumah ini. Dimulai dari kami melihat bayangan putih disamping Mbah Nadia, manusia mirip ibu Nadia, tetesan darah jatuh di air minum dan lain sebagainya.
“Nadia aku mau tanya?” Tanyaku.
“Tanya apa saja boleh kok, silahkan” sahut Nadia mengiyakan.
“Kenapa sih rumahmu ini macam banyak banget hantunya! Seram tau!” Jengkel ku.
“Hah, sebenarnya rumah ini merupakan rumah lama milik moyangku. Namun, mereka tidak mau meninggalkan bumi” Jelas Nadia.
“Lalu mengapa kau bilang kami harus menyimpan uang sebaik-baiknya” Tanya Nabilah yang ingin meminta penjelasan.
“Sebenarnya dirumah sebelah ini ada seseorang anak remaja, ganteng sih” Kata Nadia dengan nada kecentilan.
“Yey, anak ini ditanya malah urusan cowok yang dipikirin, lalu?” Kataku.
“Lalu cowok ganteng itu memelihara tuyul” kata Nadia.
“Pantas saja” kata Hanna seperti sudah tahu lebih awal.
“Pantas apanya?” Tanyaku dengan wajah polos.
“Hei, singkirkan wajah baby face mu itu!” seru Nabilah.
“Hei, diam dong. Tadi itu gue melihat ada semacam anak keci botak” Jawab Hanna.
“oOo..” kamipun bersungut-sungut.
“Aku abis melihat pocong tuh” kataku.
“Apaa?”…
“Cepat tidur!” Seru Nadia.
Keesokan harinya pada subuh Hanna berteriak karena melihat Sundel Bolong. Dan pada paginya Nabilah melihat Kuntilanak Berbaju merah dan aku, Hanna dan Nabilah langsung cabut dari rumah itu tanpa pikir panjang lagi.