Tanjakan yang menghubungkan daerah Subang dan Lembang Bandung ini, dipercaya oleh orang-orang yang sering melintasinya sebagai tanjakan keramat. Legenda dan mitos seputar tanjakan ini pun melengkapi keangkeran Tanjakan Emen. Menurut cerita, beberapa pengendara yang biasa lewat tanjakan jalan itu pasti pernah mengalami kendaraannya tiba-tiba berhenti setelah melintasi tanjakan tersebut.

Namun, ketika diperiksa tidak ada masalah dari mesin yang bisa menyebabkan mogoknya kendaraan. Tidak jarang juga legenda itu menceritakan, ketika memeriksa mesinnya kebanyakan pengendara kemudian kesurupan makhluk halus. Tidak sampai di sana, kebanyakan kasus terjadi karena ketika melintasi turunan setelah tanjakan tersebut, rem kendaraan tiba-tiba blong tanpa sebab. Warga kemudian mencurigai tanjakan tersebut merupakan tanjakan berhantu.

Beberapa dari yang selamat kemudian mengisahkan pengalaman mistis yang dialaminya. Seorang sopir yang selamat dari salah satu kejadian yang terjadi di situ mengisahkan pengalamannya, ketika melintasi tanjakan yang ada di sana, sebuah mobil dalam kecepatan tinggi dari arah berlawanan seolah hendak menabrak kendaraan yang dikemudikannya. Melihat bahaya yang ada dihadapannya, walau tidak sempat, dia berusaha membanting stirnya, sehingga mobil miliknya terguling dan menghantam tebing yang ada di sana.

Banyaknya kisah-kisah menyeramkan yang berkembang setelah terjadinya insiden membuat beberapa mitos tercipta dari kejadian tersebut. Salah satunya mengatakan, apabila kamu pernah melakukan sebuah tabrak lari yang berujung kematian, baik terhadap manusia atau binatang, maka sebelum menguburkan korban itu, kamu pasti akan mengalami kejadian ketika melintas di Tanjakan Emen.

Konon, seluruh kejadian yang pernah terjadi di Tanjakan Emen disebabkan oleh makhluk halus penghuni jalanan itu. Makhluk halus itu merupakan arwah seorang pria tua yang pernah meninggal di situ. Sebutan untuk tanjakan itu juga diambil dari nama orang tersebut. Suatu waktu, menjelang kemerdekaan Indonesia di tahun 1945, ada seorang pria tua yang biasa dipanggil Pak Emen, ditabrak di sekitar jalan itu. Pak Emen ini merupakan korban tabrak lari hingga menyebabkan nyawanya melayang.

Penabrak pria tua ini kemudian menyembunyikan mayat Pak Emen di belakang pohon dan semak-semak di pinggir jalan yang menanjak. Beberapa hari setelah itu, warga yang melintas di sana mencium bau yang tidak sedap, seperti bau bangkai yang membusuk. Setelah mencari asal bau menyengat tersebut, akhirnya warga menemukan mayat Pak Emen yang telah dipenuhi belatung. Sejak itulah, kejadian tabrakan kerap terjadi di tempat itu.

Warga kemudian meyakini bahwa itu adalah bentuk balas dendam dari arwah Pak Emen yang ditabrak lari dan mayatnya ditinggalkan begitu saja. Walau begitu, ada sebuah cerita lain yang juga bisa melatarbelakangi hal tersebut. Legenda ini berawal di tahun 1960an, ada seorang sopir pengangkut muatan yang bernama Emen. Dia merupakan sopir yang dikenal pemberani.

Suatu malam, Emen ditugaskan untuk mengangkut muatan ikan asin dari Bandung menuju Subang. Ditemani asap yang tak henti mengepul dari mulutnya, Emen mengemudikan mobil muatannya di malam yang sunyi itu. Tatkala melintasi tanjakan yang ada di jalanan tersebut, mobil Emen mengalami kejadian. Mobilnya terbalik, terguling-guling, kemudian terbakar. Karena sudah larut malam, keadaan jalanan saat itu sudah sepi, tak seorang pun ada di tempat kejadian kecuali Emen.

Karena tidak ada yang menolong, dan Emen terjebak dalam mobilnya, nyawanya kemudian tak terselamatkan setelah api membakarnya hidup-hidup. Keesokan harinya, orang-orang kemudian berkumpul di tempat terjadinya kejadian itu setelah menemukan mayat Emen yang hangus terbakar. Sejak kejadian itu, banyak kejadian insiden terjadi tepat di tempat kematian Emen.